Jumat, 25 Oktober 2013

Beautiful In His Time

 Suatu hari ada seorang anak laki laki, ia memiliki impian untuk menjadi tentara angkatan darat, anak ini memiliki kemampuan yang cukup untuk dibawanya kemanapun ia mau. Ia sangat bersyukur karena ia menjadi anak yang takut akan Tuhan, ia berharap impiannya itu menjadi kenyataan. Ketika saatnya tiba, untuk dia bergabung di angkatan darat, ia di tolak karena memiliki telapak kaki yang rata. Setelah berulang kali berusaha, ia pun melepaskan hasrat untuk menjadi angkatan darat dan untuk hal itu ia menyalahkan Tuhan karena tidak menjawab doanya, ia merasa sendiri dengan perasaan yang kalah, dan di atas segalanya rasa amarah yang belum pernah dialaminya.

Amarah yang ditujukan kepada Tuhan. ia tahu Tuhan itu ada tapi tidak mempercayaiNya sebagai orang sahabat tetapi sebagai seorang tiran ( penguasa yang lalim ). ia mulai tidak berdoa bahkan melangkahkan kakinya di gereja. seperti biasa orang-orang membicarakan Tuhan yang maha pengasih sedangkan ia mengejek dan memberikan pertanyaan yang membuat orang percaya itu kebingungan.
ia kemudian masuk perguruan tinggi dan menjadi dokter , dan beberapa tahun kemudian ia menjadi ahli bedah handal. ia menjadi pelopor dalam pembedahan yang beresiko tinggi, di mana tidak memiliki kesempatan hidup lagi jika tidak ditangani oleh ahli bedah muda ini. sekarang semua pasiennya memiliki kesempatan hidup yang baru.

Selama bertahun-tahun ia dapat menangani beribu-ribu jiwa , baik anak-anak maupun orang dewasa. semua orang tua sekarang bahagia karena dapat hidup bersama putra putrinya yang telah lahir baru, para ibu dapat mengasihi keluarganya kembali, dan seorang ayah yang hancur hatinya karena tidak ada yang memelihara keluarganya atas kematiannya, telah di beri kesempatan baru.

Setelah ia menjadi tua dan ia melatih para ahli lain yang bercita-cita tinggi dengan tehnik bedah barunya, dan lebih banyak lagi jiwa yang diselamatkan. suatu hari ia menutup matanya dan menjumpai Tuhan, disitu masih penuh dengan kebencian, pria itu bertanya kepada Tuhan, mengapa doaku tidak pernah dijawab, dan Tuhan berkata "pandanglah kelangit anakKu, impianmu menjadi kenyataan. Disana ia dapat melihat dirinya sendiri yang berdoa untuk bisa menjadi prajurit. Disana ia SOMBONG dan AMBISIUS, dengan pandangan mata seakan-akan ia nanti akan memimpin sebuah resimen. Ia kemudian dipanggil untuk menikuti peperangannya yang pertama, saat itu ia berada dikamp digaris depan dan bom jatuh sehingga membunuhnya.
Ia dimasukkan kedalam peti dan dikembalikan kepada keluarganya.
semua ambisinya hancur berkeping-keping , ketika keluarganya menangis dan terus menangis.
lalu Tuhan berkata "lihatlah rencanaKu, telah terpenuhi walaupun engkau tidak setuju". sekali lagi ia memandang kelangit, disana ia memperhatikan kehidupannya hari demi hari, berapa banyak jiwa yang telah diselamatkannya. ia melihat senyum di wajah pasien dan keluarganya.

Kemudian diantara pasiennya, ia melihat seorang anak laki-laki yang sama ingin menjadi prajurit kelak.
namun sayangnya dia terbaring sakit, ia melihat bagaimana ia menyelamatkan anak laki-laki itu melalui pembedahannya.
sekarang anak laki-laki itu telah dewasa dan menjadi jendral. dia bisa menjadi jendral setelah ahli bedah itu menyelamatkannya.

Sampai disitu ia mengetahui bahwa Tuhan selalu bersamanya, ia mengerti bahwa Tuhan telah memakai menjadi alatNya, untuk menyelamatkan beribu-ribu jiwa.
dan memberikan masa depan kepada anak laki-laki yang ingin menjadi prajurit itu.