“Guru yang paling hebat adalah guru yang menginspirasi siswanya”
“Menginspirasi hidup (menyentuh hidup) tidak bisa dilakukan dengan teori,karena hidup hanya bisa disentuh dengan hidup.”
Mengapa banyak ’pekerjaan’ guru yang sebenarnya (jika kita mencermati)tidak mencapai target utama (ultimate purpose)?
Karena mungkin beberapa guru hanya puas pada hal-hal yang kelihatan
saja, seperti anak jadi pintar, nilainya naik, sikapnya lebih manis,dll.
Apakah benar-benar sudah cukup jika sudah mencapai demikian? Pertanyaan
ini terlebih mengena lagi bagi Guru Kristen, apakah yang lebih perlu
kita lakukan daripada pencapaian hal-hal di atas, yang bisa mencerminkan
pertanggungjawaban kita akan kata ”Kristen” yang menempel pada kata
”Guru”? Warna apakah yang menjadi pembeda yang signifikan?
Arti
Guru Kristen bagi saya bukan hanya sekedar mampu
menjelaskan(memberitahu) tentang adanya Allah Tritunggal, atau
mengajarkan apa itu dosa,keselamatan, penebusan, dll. Semua hal-hal
tersebut hanya akan tetap menjadi sekedar ”transfer knowledge”, seperti memberitahu bahwa ada gaya gravitasi dan bagimana tanaman berkembang biak.
Bagi
saya, ”PR tertinggi” bagi seorang Guru Kristen adalah bagaimana siswa
’melihat’ bahwa guru-guru mereka menghidupi dengan sungguh-sungguh hidup
yang sesuai Firman mau. Jika ’terjadi’ demikian pada akhirnya siswa
akan mampu merefleksikan diri mereka di hadapan Penciptaa mereka,
melalui segala sesuatu yang ia ciptakan, termasuk Ilmu Pengetahuan dan
Tekhnologi (iptek). Ya, bagaimana simurid memahami apa yang menjadi
kerinduan Pencipta terhadap diri mereka. Yaituuntuk mengerjakan
pekerjaan baik selagi masih siang (Yoh 9:4). Pertanggungjawaban hidup
yang memuliakan naman-Nya.
Ketergugahan biasanya
dimulai dari apa yang mengusik kenyamanan seseorang. Bagisaya kenyamanan
tersebut adalah sebuah entitas hidup yang terus bergerak. Dan
kecelakaan terjadi ketika entitas yang adalah hidup itu menjadi diam
(baca: mati). Ketergugahantadi hanya bisa disentuh oleh hidup yang juga
hidup. Di sinilah kunci yang menjadikan peran seorang Guru Kristen
menjadi pembeda.
Seharusnya hidup Guru-guru
Kristen mampu menjadi dampak/inspirasi bagi siswanya. Ya, bagaimana
hidup kita (yang Tuhan izinkan untuk kita alamiterlebih dahulu
dibandingkan siswa) bisa menyentuh hidup mereka. Bukan karena hidup kita
(sebagai guru mereka) adalah hidup yang luar biasa atau
”diberkati”Tuhan secara heran, tetapi karena memang kita menyadari bahwa
hidup kita pun merupakan serangkaian ”tenunan” Allah yang indah untuk
kemuliaan nama-Nya (His Pleasure). Dengan demikian juga,kita
memahami bahwa tidak ada pengalaman hidup yang sia-sia, terlebih jika
semuanya sudah ditakhlukkan di bawah gambar besar Sang Penenun Agung.
Oleh
karena itu, marilah kita, sebagai Guru Kristen, kita terus menyentuh
hidup (para siswa) dengan hidup kita. Sekali lagi bukan karena hidup
guru tersebut yang luar biasa, tetapi karena kita menyadari campur
tangan karya kasih Sang Penenun Agung di dalamnya. Karena pada dasarnya,
kita pun terlebih dahulu tersentuh oleh hidup yang sempurna yang telah
ditunjukkan langsung oleh Sang Anak Manusia. Dengan demikian, ultimet purpose pun akan dihidupi secara langsung oleh para siswa dan akhirnya memberikan dampak bagi kehidupan secara nyata. Seharusnya.
Mari kita berefleksi sejenak mengenai bagaimana menyentuh hidup dengan hidup itu terjadi:
1.
Bagaimana mungkin hidup siswa bisa tersentuh ketika guru menasehati
siswa untuk tidak merokok sambil sang guru menghisap rokok di tangannya?
2.
Bagaimana siswa putri mau mengerti bagaimana menjaga kekudusan,
sementara mereka melihat guru mereka keluar mall dengan mengenakan hot pan atau tank top?
3. Bagaimana siswa putra mau menghargai lawan jenisnya, ketika iamenyaksikan bagaimana gurunya bergonta-ganti pacar seenaknya?
4.
Bagaimana siswa mau mengerti bagaimana menghidupi hidup yang sederhana
sementara mereka melihat guru mereka selalu membeli gadget terbaru yang
selalu mereka bawa kemana-mana?
5. Bagaimana siswa mau
belajar untuk tepat waktu, ketika mereka melihat guru mereka selalu
terlambat dalam menghadiri sebuah acara?
6. Bagaimana
siswa mau belajar berkata-kata dengan sopan jika mereka mendengar guru
mereka selalu mengatakan hal-hal yang tidak pantas?
7.
Bagaimana siswa mau belajar dengan rajin dan tekun sementara mereka
melihat guru-guru mereka sangat bergumul untuk membaca satu buku dalam
setahun?
8. Bagaimana siswa mau mencontoh untuk berbagi
kasih, jika mereka menyaksikan guru-guru mereka hanya mengejar
keuntungan pribadi?
9. Bagaimana siswa mau membaca
Alkitab, sementara mereka tahu bahwa bahwa guru mereka hanya memegang
Alkitab saat devosi pagi di sekolah?
10. Bagaimana siswa mau belajar tenang, ketika mereka melihat gurunya adalah satu-satunya di kelas yang tidak bisa tenang?
11.
Bagimana siswa mau meghormati orang tua mereka, ketika mereka tahu,
bahwa guru mereka masih menyimpan kepahitan kepada orang tua mereka?
12.
Bagaimana siswa mau menghargai orang lain, ketika mereka mendengar
guru-guru mereka membicarakan kejelekan rekan sekerja mereka?
13.
Bagaimana siswa mampu bercita-cita tinggi ketika mereka melihat bahwa
apa yang guru mereka lakukan sekarang adalah karena keterpaksaan?
Yakobus 3:1 - - Saudara-saudaraku,janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.